Tuesday, November 10, 2020

Sebuah usaha; mencari cara menemukan diri


Doc Pribadi
(Bab I)

Sekitar tahun 2010, saat itu aku baru memasuki kehidupan SMA. Bisa dibilang bahwa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan bagiku. Disini aku punya banyak teman, punya banyak kegiatan dan banyak aktivitas yang membuatku sangat produktif kala itu. Mengapa aku mengatakan hal demikian? Alasan yang aku punya sepertinya cukup jelas bagiku, masa SMP kuhabiskan dengan hanya memiliki sedikit teman, namun yang paling aku syukuri dari masa SMP itu adalah, aku mempunya seorang sahabat yang sampai kini masih sangat berhubungan baik denganku. Selebihnya aku merasa bahwa masa SMP-ku sangat membosankan.

Di SMA, 10 tahun yang lalu, aku banyak menemukan kegiatan yang kemudian banyak melahirkan keinginan-keinginanku yang saat ini terwujud. Pada dasarnya aku menyukai dunia literasi sejak di bangku SD, saat itu mungkin aku baru menyukai membaca majalah, novel dan artikel-artikel tertentu. Pada saat itu aku pertama kali tertarik dengan cara menulis diari setiap hari. Aku ingat masih menyimpan diari itu hingga kini, aku selotip setiap bagiannya dan aku juga ingat setiap lembar isinya. Masa SMP yang membosankan berlalu begitu saja selama 3 tahun tanpa adanya peristiwa atau hal-hal yang menurutku mudah diingat.

Mengapa SMA bagiku menyenangkan? Banyak sekali hal baru yang aku lakukan disini. SMA-ku waktu itu merupakan salah satu SMA favorit dimana banyak siswa pintar dalam akademik dan non-akademik yang berada disana. Kehidupan kelas X selama 1 tahun aku jalani dengan menyenangkan. Aku ikut berbagai jenis kegiatan mulai dari PMR, Islamic Club, Pramuka, Debate Club, Reading Club, Essay Club sampai kelompok-kelompok belajar atau kegiatan lain juga aku coba satu persatu. Tibalah saatnya memasuki kelas XI dimana di kelas ini, siswa harus memilih jurusan dan peminatan. Tentu saja teman-teman sekelasnya banyak yang memilih IPA dan IPS sebagai jurusan di kelas XI mereka, sedangkan aku dengan yakin memilih Bahasa untuk jurusan untuk peminatanku.

Saat itu mungkin aku mendapat banyak sekali masukan dan juga pertimbangan, nilai-nilaiku saat itu cukup untuk mengizinkanku masuk ke jurusan IPA, namun saat itu aku sadar, bahwa aku tidak menyukainya. Ditambah dengan banyaknya respon negatif tentang kelas Bahasa, dimana saat itu, kelas Bahasa adalah kelas buangan bagi anak-anak dengan nilai rendah. Jujur aku tidak banyak berbicara atau berdiskusi dengan teman atau siswa lain, bahkan aku juga tidak meminta pendapat kakak atau orangtuaku dalam memilih jurusanku saat itu. Sedikit informasi, bahwa kakak bungsuku juga sekolah di SMA itu dan memilih jurusan IPA, itu karena aku tau dia suka dengan semua pelajaran IPA saat itu.

Disaat genting seperti itu, di Islamic Club saat itu aku punya teman dari kelas-kelas lain dan ada beberapa dari mereka yang memutuskan akan masuk ke kelas Bahasa, pada saat itu aku langsung yakin bahwa tidak semua anak yang masuk kelas tersebut adalah anak-anak buangan.

Sesuai dengan rencanaku, aku masuk kelas Bahasa. Berita yang menyenangkan adalah, sebagian temanku memang berminat dengan kelas itu, dan Sebagian lagi memang siswa-siswi yang seperti tidak punya minat dan motivasi masuk kelas itu. Bagaimanapun mereka adalah temanku, dan aku akan mencetak memori yang menyenangkan bersama mereka.

Disaat yang sama, kehidupan extra-ku berjalan menyenangkan dan juga lancar. Diawal aku bercerita bahwa aku mengikuti semua kegiatan, dan pada kelas XI aku mulai serius dengan beberapa kegiatan yang memang aku sukai dan aku nyaman berkembang disana. PMR dan Islamic Club tetap aku jalani sedangkan kegiatan lain aku berhenti.

Aku merasa sangat seimbang disana, di PMR aku mendapat banyak ilmu tentang Kesehatan dan juga pertolongan dasar sehari-hari. Bagiku ini adalah hal yang sangat penting dan sangat berguna. Karena aku menyukai semua materinya, aku menjadi sangat kompeten saat itu hingga aku menjadi salah satu dari 4 kandidat Ketua PMR di tahun 2011. Aku sangat suka dengan kegiatan PMR dan aku juga berkeinginan menjadi Ketua PMR sehingga mungkin itu menjadi salah satu nilai tersendiri dimana jalanku mudah untuk menjadi Ketua-nya. Saat itu aku mempunyai keinginan yang sangat besar untuk berkontribusi terhadap PMR. Pada akhirnya aku resmi terpilih baik secara angka maupun ilmu. Saat itu kandidat lain dari jurusan IPA, dan umumnya ketua PMR memang dari jurusan IPA, aku tidak tau sebabnya, namun saat itu banyak juga siswa lain yang mendukungku untuk menjadi ketua hingga kemudian terwujud, dan wakilku adalah salah satu siswa paling cerdas di SMA.

Banyak sekali kegiatan yang kami laksanakan dengan sukses waktu itu, ikut berbagai macam lomba, bahkan memenangkan kejuaraan di luar kota. Aku sangat bahagia kala mendapati keinginan dan harapanku terwujud, meski juga harus melalui banyak kekalahan dan persinggungan dengan teman, namun aku mengakui hingga saat ini, menjadi bagian dari PMR adalah hal yang sangat membanggakan bagiku.

Tentang keseimbangan, aku memilih Islamic Club sebagai jalannya. Aku juga aktif di kegiatan rohis dan suka mengunjungi kajian setiap selesai sekolah. Di SMA aku aktif ikut mabit dan semua kegiatan IC. Punya banyak teman-teman baik dan penyayang. Aku merasa kehidupan SMA adalah masa paling seimbangku waktu itu.

Pada intinya, aku tidak bisa melupakan masa SMA yang sangat menyenangkan dan juga menjadi jalan besar hingga membentuk diriku saat ini.

Untuk selanjutkan, aku akan bercerita tentang bagaimana kehidupan SMA memengaruhi kehidupanku hingga saat ini. Baca itu di Bab II nanti.

@byazizah

No comments:

Post a Comment