Sekitar tahun 2010, saat itu aku baru memasuki kehidupan
SMA. Bisa dibilang bahwa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan bagiku. Disini
aku punya banyak teman, punya banyak kegiatan dan banyak aktivitas yang membuatku
sangat produktif kala itu. Mengapa aku mengatakan hal demikian? Alasan yang aku
punya sepertinya cukup jelas bagiku, masa SMP kuhabiskan dengan hanya memiliki
sedikit teman, namun yang paling aku syukuri dari masa SMP itu adalah, aku
mempunya seorang sahabat yang sampai kini masih sangat berhubungan baik denganku.
Selebihnya aku merasa bahwa masa SMP-ku sangat membosankan.
Di SMA, 10 tahun yang lalu, aku banyak menemukan
kegiatan yang kemudian banyak melahirkan keinginan-keinginanku yang saat ini
terwujud. Pada dasarnya aku menyukai dunia literasi sejak di bangku SD, saat
itu mungkin aku baru menyukai membaca majalah, novel dan artikel-artikel tertentu.
Pada saat itu aku pertama kali tertarik dengan cara menulis diari setiap hari. Aku
ingat masih menyimpan diari itu hingga kini, aku selotip setiap bagiannya dan
aku juga ingat setiap lembar isinya. Masa SMP yang membosankan berlalu begitu
saja selama 3 tahun tanpa adanya peristiwa atau hal-hal yang menurutku mudah
diingat.
Mengapa SMA bagiku menyenangkan? Banyak sekali hal baru
yang aku lakukan disini. SMA-ku waktu itu merupakan salah satu SMA favorit dimana
banyak siswa pintar dalam akademik dan non-akademik yang berada disana. Kehidupan
kelas X selama 1 tahun aku jalani dengan menyenangkan. Aku ikut berbagai jenis
kegiatan mulai dari PMR, Islamic Club, Pramuka, Debate Club, Reading Club, Essay
Club sampai kelompok-kelompok belajar atau kegiatan lain juga aku coba satu
persatu. Tibalah saatnya memasuki kelas XI dimana di kelas ini, siswa harus
memilih jurusan dan peminatan. Tentu saja teman-teman sekelasnya banyak yang memilih
IPA dan IPS sebagai jurusan di kelas XI mereka, sedangkan aku dengan yakin memilih
Bahasa untuk jurusan untuk peminatanku.
Saat itu mungkin aku mendapat banyak sekali masukan
dan juga pertimbangan, nilai-nilaiku saat itu cukup untuk mengizinkanku masuk
ke jurusan IPA, namun saat itu aku sadar, bahwa aku tidak menyukainya. Ditambah
dengan banyaknya respon negatif tentang kelas Bahasa, dimana saat itu, kelas
Bahasa adalah kelas buangan bagi anak-anak dengan nilai rendah. Jujur aku tidak
banyak berbicara atau berdiskusi dengan teman atau siswa lain, bahkan aku juga
tidak meminta pendapat kakak atau orangtuaku dalam memilih jurusanku saat itu. Sedikit
informasi, bahwa kakak bungsuku juga sekolah di SMA itu dan memilih jurusan
IPA, itu karena aku tau dia suka dengan semua pelajaran IPA saat itu.
Disaat genting seperti itu, di Islamic Club saat itu
aku punya teman dari kelas-kelas lain dan ada beberapa dari mereka yang
memutuskan akan masuk ke kelas Bahasa, pada saat itu aku langsung yakin bahwa tidak
semua anak yang masuk kelas tersebut adalah anak-anak buangan.
Sesuai dengan rencanaku, aku masuk kelas Bahasa. Berita
yang menyenangkan adalah, sebagian temanku memang berminat dengan kelas itu,
dan Sebagian lagi memang siswa-siswi yang seperti tidak punya minat dan motivasi
masuk kelas itu. Bagaimanapun mereka adalah temanku, dan aku akan mencetak
memori yang menyenangkan bersama mereka.
Disaat yang sama, kehidupan extra-ku berjalan
menyenangkan dan juga lancar. Diawal aku bercerita bahwa aku mengikuti semua
kegiatan, dan pada kelas XI aku mulai serius dengan beberapa kegiatan yang
memang aku sukai dan aku nyaman berkembang disana. PMR dan Islamic Club tetap aku
jalani sedangkan kegiatan lain aku berhenti.
Aku merasa sangat seimbang disana, di PMR aku mendapat
banyak ilmu tentang Kesehatan dan juga pertolongan dasar sehari-hari. Bagiku ini
adalah hal yang sangat penting dan sangat berguna. Karena aku menyukai semua
materinya, aku menjadi sangat kompeten saat itu hingga aku menjadi salah satu
dari 4 kandidat Ketua PMR di tahun 2011. Aku sangat suka dengan kegiatan PMR
dan aku juga berkeinginan menjadi Ketua PMR sehingga mungkin itu menjadi salah
satu nilai tersendiri dimana jalanku mudah untuk menjadi Ketua-nya. Saat itu
aku mempunyai keinginan yang sangat besar untuk berkontribusi terhadap PMR. Pada
akhirnya aku resmi terpilih baik secara angka maupun ilmu. Saat itu kandidat
lain dari jurusan IPA, dan umumnya ketua PMR memang dari jurusan IPA, aku tidak
tau sebabnya, namun saat itu banyak juga siswa lain yang mendukungku untuk
menjadi ketua hingga kemudian terwujud, dan wakilku adalah salah satu siswa
paling cerdas di SMA.
Banyak sekali kegiatan yang kami laksanakan dengan
sukses waktu itu, ikut berbagai macam lomba, bahkan memenangkan kejuaraan di
luar kota. Aku sangat bahagia kala mendapati keinginan dan harapanku terwujud,
meski juga harus melalui banyak kekalahan dan persinggungan dengan teman, namun
aku mengakui hingga saat ini, menjadi bagian dari PMR adalah hal yang sangat
membanggakan bagiku.
Tentang keseimbangan, aku memilih Islamic Club sebagai
jalannya. Aku juga aktif di kegiatan rohis dan suka mengunjungi kajian setiap
selesai sekolah. Di SMA aku aktif ikut mabit dan semua kegiatan IC. Punya banyak
teman-teman baik dan penyayang. Aku merasa kehidupan SMA adalah masa paling
seimbangku waktu itu.
Pada intinya, aku tidak bisa melupakan masa SMA yang
sangat menyenangkan dan juga menjadi jalan besar hingga membentuk diriku saat
ini.
Untuk selanjutkan, aku akan bercerita tentang
bagaimana kehidupan SMA memengaruhi kehidupanku hingga saat ini. Baca itu di Bab
II nanti.
@byazizah