Sunday, October 24, 2021

Kamar Rahasia dan Masa Lalu Pewaris Slytherin

 



Judul buku      : Harry Potter and the Chambar of Secret

Terjemahan     : Harry Potter dan Kamar Rahasia

Pengarang       : J.K. Rowling

Alih Bahasa    : Listiana Srisanti

Halaman          : 432

Genre              : Fantasi

Resensi            : @byazizah


Kisah dimulai ketika musim kedua memasuki kehidupan Harry Potter, anak yang bertahan hidup. Liburan musim panas Hogwarts, Harry kembali ke rumah paman dan bibinya di Private Drive nomor 4. Harry yang selalu tidak disukai oleh keluarga pamannya itu harus berdiam diri di kamarnya ketika paman dan bibinya mengundang tamu untuk pesta. Namun hal diluar dugaan terjadi. Harry dikunjungi oleh Dobby, peri rumah dengan pakain lusuh dan tampang menyedihkan.




Dobby bersikeras menahan Harry untuk tidak datang ke Hogwarts dengan alasan yang tidak dapat Harry mengerti. Dobby mengatakan Harry harus tetap di rumah agar tetap selamat. Dobby bahkan sengaja membuat pesta paman dan bibinya berantakan dan membuat Harry di kurung dalam kamarnya sehingga tidak dapat kembali ke Hogwarts.

Ron Weasley dan saudaranya si kembar Fred dan George Weasley datang menyelamatkan Harry dengan menggunakan mobil terbang. Mereka membawa Harry ke The Burrow, rumah keluarga Weasley. Harry kagum dan baru mengetahui bagaimana kehidupan keluarga Weasley yang menurutnya menyenangkan.

Harry dan keluarga Weasley datang ke Diagon Alley menggunakan bubuk Flo melalui perapian. Namun karena baru pertama kali melakukannya, Harry tersesat sampai ke Knocturn Alley, tempat yang sangat kotor. Beruntung dia bertemu dengan Hagrid yang membimbingnya kembali ke Diagon Alley dan bertemu dengan keluarga Weasley serta Hermione Granger. Disana mereka bertemu dengan guru baru Hogwarts untuk kelas pertahanan ilmu terhadap hitam, Gilderoy Lockhart.




Pada tanggal 1 September, Harry dan keluarga Weasley menuju ke stasiun London untuk menaiki Hogwart Express. Tahun itu juga merupakan tahun pertama bagi Ginny Weasley, adik bungsu Ron untuk bersekolah di Hogwarts.

Saat Harry dan Ron berlari melewati peron 9 ¾, suatu hal yang aneh terjadi, mereka tidak dapat melewatinya. Tidak kehabisan akal, Ron mengajak Harry untuk datang ke Hogwarts menggunakan mobil terbang.

Hal itu membuat banyak masalah karena banyak muggle (orang non magic) yang melihatnya dan menimbulkan banyak kekacuan di sekolah sehingga membuat mereka mendapat detensi.

Bermula saat Harry melakukan detensinya bersama dengan Lockhart, dia segera kembali ke asrama dan saat itu mulai mendengar banyak suara aneh di kepalanya. Tepat pada saat itu, Ron dan Hermione menjemputnya dan mereka menemukan Ms Norris, kucing kesayangan Flich, membeku di koridor. Hal tersebut membuat mereka berada di situasi dan dan waktu yang kurang tepat.




Setelah kejadian itu, sekolah menjadi gempar karena kejadian tersebut terulang sehingga membuat siswa mengetahui bahwa ada peristiwa kamar rahasia yang pernah dibuka 50 tahun lalu, kembali menghantui sekolah.

Kamar rahasia adalah sebuah kamar yang dibangun oleh salah satu pendiri Hogwarts, Salazar Slytherin untuk menyimpan monster yang akan membunuh muggle-born atau siswa yang bukan murni dari keluarga penyihir. Tidak ada yang tau dimana kamar rahasia tersebut dibangun dan monster apa yang ada di dalamnya.

Dengan adanya kejadian demi kejadian yang datang di sekolah dan membuat sekolah tidak lagi aman, Harry, Ron dan Hermione berniat untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi.

Secara tidak sengaja Harry menemukan sebuah buku harian aneh di kamar mandi perempuan yang tidak terpakai. Harry penasaran dan mulai mencari tau, ternyata buku harian tersebut adalah milik salah satu siswa Hogwarts pada 50 tahun lalu bernama Tom Marvolo Riddle. Harry kemudian menemukan cara bagaimana berkomunikasi  dengan Riddle melalui buku harian tersebut.




Riddle membawa Harry kepada peristiwa 50 tahun lalu saat kamar harian pertama kali dibuka dan menewaskan seorang siswa Hogwarts. Disitu Harry melihat bahwa Hagrid disebut sebagai orang yang telah membuka kamar rahasia dan monster apa yang ada di sana.

Situasi semakin memanas karena Harry dikaitkan sebagai pewaris Slytherin karena dia Parselmouth, kemampuan berbicara kepada ular seperti Salazar Slytherin.

Mereka bertiga banyak menemukan fakta mengenai kamar rahasia, dan hal mengerikan terjadi pada Hermione yang juga ditemukan membeku. Ginny Weasley yang baru memasuki taun pertama juga menghilang dan dikabarkan dibawa ke kamar rahasia oleh monster tersebut.




Berkat bantuan catatan yang ditemukan Hermione, Harry dapat menelaah mengenai monster ular mematikan yang ada di sekolah dan dimana letak kamar rahasia. Bersama dengan Ron dan Lockhart yang sebetulnya tidak kompeten mengajar pertahanan ilmu hitam, mereka menuju ke kamar mandi perempuan yang diyakini Harry sebagai pintu masuk kamar rahasia.

Akhirnya Harry dapat menemukan Ginny di dalam kamar rahasia dan nememukan bahwa T.M Riddle adalah masa lalu Voldemort, penyihir hitam yang membunuh keluarga Harry. Akhirnya banyak fakta terungkap mengenai kamar rahasia dan Harry dapat mengalahkan memori Voldemort yang tertuang di buku hariannya.




Mereka diselamatkan oleh pedang Godrich Gryffindor dan Fawkes (burung Albus Dumbledore) yang membantu membunuh Basilisk, monster ular dari kamar rahasia.  Mereka keluar dari kamar rahasia dan dapat memecahkan rahasia besar selama bertahun-tahun di Hogwarts. Siswa yang dibuat membeku oleh Basilisk akhirnya dapat diselamatkan dengan meminum ramuan mandrake dan Hagrid terbebas dari segala tuduhan keji masa lalu.



Novel kedua dari serial Harry Potter karya J.K Rowling ini memberikan pembaca gambaran tentang bagaimana usaha Voldemort sebagai penyihir hitam untuk kembali berjaya. Meskipun berhasil dikalahkan Harry seperti tahun pertama, mereka yakin bahwa Voldemort akan dapat kembali dengan berbagai cara.


Novel ini sangat menyenangkan untuk dibaca dan detail peristiwa yang dibawakan oleh Rowling membuat pembaca tidak sabar menyelesaikan setiap chapternya. Untuk dapat memahami keseluruhan cerita, pembaca dapat memulai dengan membaca novel pertama dengan judul Harry Potter dan Batu Bertuah atau baca review ini.

@byazizah

Wednesday, October 6, 2021

/deklarasi 2014

 


DIA PERNAH BERTANYA PADAKU, "mengapa kamar biru laut? Itu sebuah kamar berwarna biru laut, atau semacam kamar-biru-laut? Atau bagaimana?"
Cukup lama aku terdiam.
Entahlah, kapan aku mendeklarasikan namaku ini juga aku tidak tau. Namun aku juga ingin sedikit memberitahumu, mengapa aku bernama Kamar Biru Laut, atau lebih tepatnya alasan apa yang membuatku memilih nama itu?


Ketika seseorang menyebut kamar, (entah ini hanya menurutku, atau sebagian orang juga yang berpendapat sama denganku), aku merasa itu adalah sebuah tempat dimana aku merasakan kebebasan, dan juga sedikit kegilaan. Aku ingin terdiam, menangis, tertawa, telanjang, seperti cicak, menyerupai tawon atau tidak menjadi apa-apa rasanya sah-sah saja. Aku bisa menjadi diriku sendiri di kamar ini.


Bukankah ada banyak jenis kamar? Lalu kamar mana yang aku maksud? Tentu saja kamarku, kamar pelarianku, kamar pribadiku, kamar pemikiranku. Jika kau menganggap lapangan basket sekolah itu adalah kamarmu, silakan saja. Atau jika kantormu adalah kamarmu, santai saja. Jika pasar adalah kamarmu, maka berjualan sekaligus membelilah. Karena kamarku, bukan kamarmu, namun sesekali kita bisa saling berkunjung, bertukar pikiran, atau semacamnya. Itulah definisiku tentang kamar. Sederhana bukan?


Tentang biru laut, ya, ini adalah sebuah warna. Ada banyak jenis warna di dunia ini, dan salah satunya biru. Aku tidak akan menjelaskan makna warna biru. Warna biru sendiri banyak macamnya, akan tetapi sepertinya belum ada nama warna yang pasti untuk biru laut yang satu ini. Yang aku maksud adalah warna pertemuan antara langit dan laut yang aku namai “biru laut”. Bagiku, ketika memandang lautan dari kejauhan, laut itu tampak menyatu dengan langit, yang sesungguhnya tentu saja tidak. Pandangan mata yang terbatas membuatku menyatakan bahwa batas itu adalah titik pertemuan antara langit dan laut. Aku menyukai titiknya, KARENA WARNA BIRU LAUTNYA SEMPURNA.


/deklarasi 2014

BILIK BIRU

 


 

Semalam penuh aku tak bisa memejamkan mata. Suara rintik hujan dan lantunan merdu lagu-lagu bunga tidur begitu syahdu dalam kepala. Ah, andai semua ini tak terjadi, tentu aku tidak akan terperosok sendiri dalam keheningan ini. Jarak adalah harga mahal yang harus aku bayar. Dan rindu, apakah yang bisa aku ungkapkan lagi selain keinginan bertemu yang begitu menderu?

Perlahan semuanya memudar. Mataku kembali terbuka dan hanya sinar mentari dari ventilasi yang kulihat pagi ini. Terbangun di pagi yang sama. Tanpa kamu dan kenangan kita. Keributan di kamar sebelah rasanya tak cukup keras daripada keributan dalam kepalaku. Aku pusing. Lapar. Juga rindu. Ini hari kesekian yang aku lalui tanpa kecupan hangat yang senantiasa mendarat di dahi. Begitu dahsyat rindu ini sehingga seakan meluluhlantakan seluruh tulang-tulangku.

Kuamati lagi dinding beku ini. Semalam begitu nyata. Kau hadir dalam kepala dan sialnya, ketika aku menyadari dan membuka nurani, semuanya lenyap seakan mimpi. Dinding yang telah hampir 3 bulan ini berteman sunyi, seakan menjadi lebih bersahabat pagi ini. Riuh rendah suara bocah tetangga sebelah menyadarkanku dari lamunan. Ya, ini saatnya aku kembali berjalan-jalan di tengah kota, beradu dengan panasnya mentari, kepakan debu dan basah bila hujan mendera.

Tik, sudah sebulan aku mencarimu di kota ini. Kau bilang kau disini, tapi ketika aku menyusulmu, kau hilang bagai gelembung yang pecah di udara. Tik, apakah kau lupa janji yang pernah kau katakan dulu? Bahwa kau akan kembali, pulang dan menenangkan aku. Tik, aku limbung tanpamu kini.

Disini begitu kejam, bahkan kemarin aku tak makan seharian. Pekerjaan apapun aku lakukan demi bertahan disini untuk menemukanmu. Dalam pesan singkatmu terakhir kali, kau bilang kaupun tengah mencari sesuap nasi. Apakah nasi yang kau cari itu telah kau temukan? Mengapa kau tak kunjung pulang? Aku rindu bibirmu yang merah dan manis itu. Kapan aku bisa mengecupnya lagi?

***

“Yan, ngelamun saja kerjaan kau? Sudah kau cuci mobil pak Dirut hah? Kupecat baru tahu rasa kau.”

Begitulah Tik, makian demi makian aku terima berulang kali, pun tak pernah aku dengarkan karena aku memiliki harapan akanmu, Tik. Kuharap besok aku menemukanmu, dan aku kembali bisa memeluk tubuh molekmu lagi.

***

Malam menjelma menjadi bintang, dalam kamar 3x3 ini aku termenung sendiri memikirkan hari esok yang tak kunjung bersinar. Tik, andai kata aku tak gegabah untuk mencarimu, mungkin aku masih di rumah dengan nasi dan pindang goreng sambal kesukaanku, tapi Tik, ini semua demi kamu. Kamu yang kabur demi melihat kekuranganku. Kamu yang pergi tanpa melihat bahwa aku disini untukmu. Ah, kenapa aku harus sedemikian melankolis ketika mengingatmu, Tik? Kau buat aku merindu sendiri. Kau buat aku menderita dengan semua harapan ini.

Malam, cepatlah berlaku agar aku bisa segera menemukan Atika-ku. Hingga tibalah hari itu datang…

***

“TOLONG COPET.. COPET TOLONGG..” lolongan dan keroyokan dalam kepalaku seakan memenuhi dan meracuniku Tik.

Maafkan aku Tik, aku mencintaimu dan mengharapkan kau kembali, tapi mengapa yang terakhir kali kulihat adalah tangan-tangan besar yang menjamah tubuh dan wajahku. Kemudian semuanya gelap, Tik.

***

Aku terbangun dalam ruangan pengap yang lebih panas daripada kamar kita setelah bercinta. Aku terbangun karena guyuran air di kepala. Dengan wajah babak belur dan memar yang tak terperikan lagi. Tik, aku hanya mencoba merengkuh tanganmu saat itu, aku tak bermaksud untuk melukaimu. Kulihat kau berjalan molek tanpa sekalipun mengedipkan mata. Aku yakin itu kau Tik, dengan wajah polosmu yang kini disapu bedak mahal, dengan baju berwarna indah yang melekat pada tubuh cantikmu yang pernah kujamah. Tik, kau bersama lelaki asing yang berpakaian necis dengan kacamata. Tik.. setidaknya aku melihatmu, mengenggam tanganmu, meski kini aku mendekam dalam penjara...

Byazizah

Sen, 26 Jun 2017 10.51