DIA PERNAH BERTANYA PADAKU, "mengapa kamar biru laut? Itu sebuah kamar
berwarna biru laut, atau semacam kamar-biru-laut? Atau bagaimana?"
Cukup lama aku terdiam.
Entahlah, kapan aku mendeklarasikan namaku ini juga aku tidak tau. Namun aku
juga ingin sedikit memberitahumu, mengapa aku bernama Kamar Biru Laut, atau
lebih tepatnya alasan apa yang membuatku memilih nama itu?
Ketika seseorang menyebut kamar, (entah ini hanya menurutku, atau sebagian
orang juga yang berpendapat sama denganku), aku merasa itu adalah sebuah tempat
dimana aku merasakan kebebasan, dan juga sedikit kegilaan. Aku ingin terdiam,
menangis, tertawa, telanjang, seperti cicak, menyerupai tawon atau tidak
menjadi apa-apa rasanya sah-sah saja. Aku bisa menjadi diriku sendiri di kamar
ini.
Bukankah ada banyak jenis kamar? Lalu kamar mana yang aku maksud? Tentu saja kamarku,
kamar pelarianku, kamar pribadiku, kamar pemikiranku. Jika kau menganggap
lapangan basket sekolah itu adalah kamarmu, silakan saja. Atau jika kantormu
adalah kamarmu, santai saja. Jika pasar adalah kamarmu, maka berjualan
sekaligus membelilah. Karena kamarku, bukan kamarmu, namun sesekali kita bisa
saling berkunjung, bertukar pikiran, atau semacamnya. Itulah definisiku tentang
kamar. Sederhana bukan?
Tentang biru laut, ya, ini adalah sebuah warna. Ada banyak jenis warna di dunia
ini, dan salah satunya biru. Aku tidak akan menjelaskan makna warna biru. Warna
biru sendiri banyak macamnya, akan tetapi sepertinya belum ada nama warna yang
pasti untuk biru laut yang satu ini. Yang aku maksud adalah warna pertemuan
antara langit dan laut yang aku namai “biru laut”. Bagiku, ketika memandang
lautan dari kejauhan, laut itu tampak menyatu dengan langit, yang sesungguhnya
tentu saja tidak. Pandangan mata yang terbatas membuatku menyatakan bahwa batas
itu adalah titik pertemuan antara langit dan laut. Aku menyukai titiknya,
KARENA WARNA BIRU LAUTNYA SEMPURNA.
/deklarasi 2014
No comments:
Post a Comment